Kamis, 10 Oktober 2013

ARSITEKTUR KOMPUTER & STRUKTUR KOGNISI MANUSIA

1. Pengertian Arsiterktur Komputer

Desain arsitektur adalah perencanaan bagaimana sistem akan didistribusikan diantara komputer-komputer yang ada dan perangkat lunak dan perangkat keras apa yang akan digunakan untuk masing-masing komputer.Arsitektur Komputer terdapat elemen-elemen yang membentuk terjadinya desain arsitektur tersebut yaitu data storange, data access logic, application logic, dan presentation logic. Data storange, adalah komponen yang  digunakan dalam hal menyimpan data. Data access logic, adalah prosedur atau tatacara mengakses data yang disimpan dalam data storange. Application logic, merupakan logika pemrosesan dalam aplikasi komputer. Presetation logic, adalah komponen pemrosesan tampilan dan perintah dari user atau pengguna.
Dalam bidang teknik komputer, arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing–masing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll). Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini adalah arsitektur von Neumann, CISC, RISC, blue Gene, dll
.
Arsitektur komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya.


2. Struktur Kognisi Manusia

Struktur merupakan cara sesuatu disusun atau dibangun, yang disusun dengan pola tertentu, sedangkan kognitif, Menurut Livingstone, kognitif adalah kemampuan berpikir dimana yang menjadi objek berpikirnya terjadi pada diri sendiri. Segala sesuatu tentang pengetahuan, kesadaran, kontrol yang dihasilkan dari proses berpikir yang terjadi pada diri sendiri.

Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.

Pandangan kognitif dalam bidang informasi dianggap berbeda dari pandangan kognitif tentang kerja otak manusia. Dalam konteks informasi, pandangan kognitif menekankan pada pengembangan model pemrosesan informasi dalam kerja otak dan kesadaran manusia.

Menurut seorang tokoh yang bernama Ausabel ia mengemukakan bahwa struktur kognitif merupakan organisasi pengetahuan atau dengan kata lain bahwa struktur kognitif dapat disebut sebagai pengetahuan. Struktur kognitif seseorang tidak lain adalah organisasi pengetahuan faktual yang diperoleh dari lingkungan. Struktur kognitif terbentuk dari informasi lingkungan sebagai suatu stimulus dari lingkungan yang selalu berubah, maka struktur kognitif atau pengetahuan pun akan terus berkembang. Keadaan struktur kognitif yang berkembang inilah yang mungkin menjadi prasyarat bagi seseorang yang untuk mengasimilasi dan mengakomodasi pengetahuan atau informasi lain dari lingkungan sehingga struktur kognitif ini dapat memiliki kemampuan untuk berkembang.

Ada beberapa aspek yang mempengaruhi struktur kognitif, antara lain yaitu:
a. Berdasarkan kedewasaan dan perkembangan individu
b. Sifat belajar yang lebih bermakna dari pengalaman yang terintegrasi
c. Ketepatan dalam mentransformasi informasi stimulus dan pengalaman melalui fungsi kognisinya.

Penggunaan Komputer di Bidang Psikologi Kognitif Memiliki Keterkaitan dengan:
a.Penyimpanan data/memory
b.Proses coding
c. Pembelajaran berbasis komputer (SPSS, games, CAI)
d. Proses persoalan yang dikaitkan dengan berpikir
e. Icon komputer (berhubungan dengan interaksi manusia dengan computer atau Human – Computer Interaction)
f. E-learning (electronic learning)


3.Kaitan Antara Struktur Kognisi Manusia dan Arsitektur Komputer.

Proses kognitif menggabungkan antara informasi yang diterima melalui indera tubuh manusia dengan informasi yang telah disimpan di ingatan jangka panjang. Kedua informasi tersebut diolah di ingatan kerja yang berfungsi sebagai tempat pemrosesan informasi. Kapabilitas pengolahan ini dibatasi oleh kapasitas ingatan kerja dan faktor waktu. Proses selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan yang telah dipilih. Tindakan dilakukan mencakup proses kognitif dan proses fisik dengan anggota tubuh manusia (jari, tangan, kaki, dan suara). Tindakan dapat juga berupa tindakan pasif, yaitu melanjutkan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya.

Sama hal nya dengan arsitektur komputer. Sebuah informasi disimpen didalam sebuah dokumen yang terdapat pada memori komputer, dan apabila kita ingin melihatnya hanya dengan membuka kembali dokumen/informasi yang telah disimpan didalam memori komputer.


4. Kelebihan dan Kelemahan Arsitektur Komputer dibandingkan Struktur Kognitif Manusia

Kelebihan dan kekurangan dari struktur kognisi, yaitu :
Kelebihan :
1. Struktur kognisi lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas
2. Banyak memberi motivasi agar terjadi proses belajar
3. Mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal
Kekurangan :
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama
2. Terkadang sulit mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari, karena tergantung individu masing-masing dalam mengoptimalkan cara berpikir mereka

Kelebihan dan kekurangan dari arsitektur computer, yaitu :
Kelebihan:
1. Memiliki processor yang berjumlah lebih dari satu
2. Bisa digunakan oleh banyak pengguna (multi user)
3. Dapat membuka beberapa aplikasi dalam waktu bersamaan
4. Menggunakan teknologi time sharring
5. Kecepatan kerja processornya hingga 1GOPS (Giga Operations Per Second)
Kekurangan:
1. Karena ukurannya yang besar, maka diperlukan ruangan yang besar untuk menyimpannya
2. Harganya sangat mahal
3. Interface dengan pengguna masih menggunakan teks
4. Kerjanya sangat lama
5. Membutuhkan daya listrik yang sangat besar


Contoh kasus: Pada saat kita belajar untuk ujian dan pada saat kita mengerjakan ujian.

Analisa: antara arsitektur komputer dengan sistem kognisi manusia ternyata mempunyai hubungan yang sangat jelas. Pada struktur kognisi, sebuah informasi (pelajaran yang telah kita pelajari) telah disimpan kedalam satu memori. Apabila kita ingin mengingatnya (misalkan pada saat ujian) kita akan melakukan proses recall memanggil ulang informasi yang telah disimpan kedalam memori. Begitu pula dengan arsitektur komputer, sebuah informasi telah disimpan kedalam suatu memori, dan apabila kita ingin membuka kembali informasi tersebut kita hanya membuka file pada memori komputer yang berisi informasi yang telah disimpan.


Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_komputer

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/analisa-struktur-kognisi-manusia-dan-arsitektur-komputer/

http://id.wikipedia.org/wiki/Kognisi

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/03/analisa-perbedaan-struktur-kognisi-manusia-dan-arsitektur-komputer-2/

Fatta, hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: CV. Andi Publisher




SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

1. Pengertian Informasi (Bagaimana pengertian Informasi sehingga berinteraksi dengan sistem).

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian (kumpulan fakta).

Berikut ini pengertian informasi yang di kemukakan oleh para ahli :
a. Raymond Mc.leodIa mengungkapkan bahwa informasi adalah "data yang sudah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang".
b. Tata Sutabri, S.Kom Ia menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
c. Anton M. MelionoMenurut Anton “Informasi adalah data yang sudah diproses untuk tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah untuk menghasilkan sebuah keputusan”
d. Gordon B. DavisGordon menyatakkan “Informasi adalah data yang telah diproses menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”
e. Lani SidhartaIa menyatakan “Informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang bisa berguna untuk membuat keputusan”
f. Jogiyanto HM.Menurutnya Informasi adalah sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
g. George H. BodnarMenurut George Informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.

Dari pernyataan para ahli mengenai pengertian atau definisi informasi diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu data atau objek yang diproses terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga dapat tersusun dan terklasifikasi dengan baik, sehingga memiliki arti bagi penerimanya yang selanjutnya menjadi pengetahuan bagi penerima tentang suatu hal tertentu yang membantu pengambilan keputusan secara tepat. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi didalam sistem.  Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut: Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas dan lebih banyak diterima karena pada kenyataannya suatu sistem terdiri dari beberapa subsitem atau sistem-sistem bagian. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, semuanya saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga sasaran sistem dapat tercapai.

Sistem terdiri dari: 
1. komponen-komponen dalam sistem tersebut, mencakup
- perangkat keras/hardware,
- perangkat lunak/software,
- prosedur-prosedur/procedure,
- perangkat manusia/brainware, dan
- informasi/information itu sendiri;
2.serta fungsi-fungsi teknologi di dalamnya yaitu:
- input,
- proses/process,
- output,
- penyimpanan/storage dan
- komunikasi/communication.

                     
Jadi, informasi dapat berinteraksi dengan sistem karena komponen dalam sistem tersebut salah satunya adalah informasi itu sendiri.


2.  Pengertian Sistem Informasi Psikologi.

Pengertian sistem informasi menurut John F. Nash.
Sistem Informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat.

Pengertian sistem informasi menurut Henry Lucas.
Sistem Informasi adalah suatu kegiatan dari -yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam.

Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Sebagai suatu ilmu, psikologi adalah sistematis. Data dari eksperimen dan observasi adalah penting. Untuk membuat data itu masuk akal dalam membantu memahami kejadian-kejadian, data-data itu harus data-data itu harus diorganisir. Teori-teori ilmiah adalah alat penting untuk mengorganisir fakta-fakta yang diobservasi.

Jadi, Sistem Informasi Psikologi adalah suatu fasilitas teknologi yang merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh data dalam mempelajari perilaku manusia dan proses mental.

Contoh kasus Sistem Informasi Psikologi salah satunya adalah adanya tes-tes psikologi online.

Analisa: Sistem Informasi pada zaman saat ini sudah sangat berkembang didalam segala bidang. Tidak hanya pada bidang teknologi saja melainkan disegala bidang yang ada, khususnya pada bidang psikologi. Banyak sekali tes-tes psikologi atau psikotest online yang memudahkan kita untuk dapat lebih mengenal dan memahami diri kita sendiri. Tes psikologi yang dilakukan secara online tentunya sudah diprogram melalui proses komputerisasi. Setiap pertanyaan-pertanyaan dan jawaba-jawaban yang telah dijawab oleh seseorang yang melakukan psikotes secara online akan diolah menjadi sebuah informasi yang sesuai dengan bidang psikologi. Menurut saya dengan adanya psikotes secara online seperti ini akan lebih cepat untuk mempermudah kita mengetahui kondisi psikologis kita, tanpa kita harus mencari seseorang yang expert untuk memberikan tes kepada kita.
 
Sumber:

http://alamtekno.blogspot.com/2013/05/pengertian-definsi-informasi.html

http://kamii_yogyakarta.tripod.com/SI.htm

http://npermana.mhs.uksw.edu/2012/11/pengertian-sistem-informasi.html

http://setowicaksono8.wordpress.com/2012/09/29/sistem-informasi-psikologi/

Riyanti, B.P.Dwi., Prabowo, Hendro., Puspitawwati, Ira. 1996. Psikologi Umum I. Jakarta, Universitas Gunadarma.


Sabtu, 16 Maret 2013

PSIKOTERAPI

   1.       Pengertian Psikoterapi.

Dilihat secara etimologis mempunyai arti yang sederhana, yakni “psyche” yang berarti jiwa dan “therapy” dalam Bahasa Yunani berarti merawat. Sehingga arti psikoterapi dalam arti sempit adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang.

Menurut Watson & Morse (1977), psikoterapi adalah bentuk khusus dari interaksi antara dua orang, pasien dan terapis, dimana pasien memulai interaksi karena sang pasien mencari bantuan psikologik dan therapis menyusun interaksi dengan mempergunakan dasar psikologik  untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan tindakannya.

Menurut Corsini (1989), psikoterapi adalah proses formak dari interaksi dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri dari stu orang, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress) pada salah satu dari kedua pihak karena ketidakmampuan atau malafungsi pada salah satu dari bidang-bidang berikut: fungsi kognitif (kelainan pada fungsi berpikir), fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi perilaku ( ketidaktepatan perilaku); dengan terapis yang memiliki teori tentang asal usul kepribadian, perkembangan, mempertahankan dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode perawatanyang mempunyai dasar teori dan profesinya diakui resmi untuk bertindak sebagai terapis.

  2.       Tujuan Psikoterapi.

Tujuan Pskoterapi dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan Corey (1991):
a)     Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan Psikodinamik menurut Ivey, et al (1987), yaitu membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang dsadari.rekonstruksu kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
b)   Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan Psikoanalisis menurut Corey (1991), yaitu mebuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalama-pengalama yang sudah lewat dan bekerja melalui konflk-konflik yang ditekan melalui pemahamn intelektual.
c)   Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al  (1987), yaitu untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasik emosi yang majemuk serta member jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik.
d)   Tujuan Psikoterapi dengan pendekatanBehavioristik, dijelaskan oleh Ivey, et al (1987), yaitu  untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan berperilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan.
e)   Tujuan Psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al (1987), yaitu agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.

  3.       Unsur-unsur Psikoterapi.

Menurut Masserman (1984) terdapat 8 parameter pengaruh dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi:
a)      Peran Sosial
b)      Hubungan (persekutuan tarapeutik)
c)       Hak
d)      Retrospeksi
e)      Reduksi
f)       Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
g)      Resosialisasi
h)      Rekapitulasi


  4.       Perbedaan Psikoterapi dan Konseling.

Konseling dan psikoterapi dapat dipandang berbada lingkup pengertian antara keduanya. Istilah psikoterapi mengandung arti ganda. Pada satu segi, ia menunjukan pada sesuatu yang jelas, yaitu suatu bentuk terapi psikogis. Tetapi pada lain segi, ia menunjuk pada sekelompok terapi psikologis, yaitu suatu rentangan wawasan luas tempat hipnotis pada suatu titik dan konseling pada titik lainnya. Dengan demikian, konseling merupakan salah satu bentuk psikoterapi (S. narayana Rao).

Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah, pengembangan-pendidikan-pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memfokus pada konseren atau masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan (Pietrofesa, dkk).

Konseling dijalankan atas dasar (atau dijiwai oleh) falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedangkan psikoterapi dijalankan berdasrkan ilmu atau teroi kepribadian dan psikopatologi (Gary S. Belkin).

Psikoterapi mempresentasikan versi lebih dalam, lebih mendasar, atau melibatkan proses perubahan terhadap pasien yang lebih “sakit”. Sedangkan sebagian yang lain menyatakan bahwa pada dasarnya konseling dan psikoterapi melakukan tugas yang sama, menggunakan pendekatan dan teknik yang identik satu dengan yang lain, tetapi harus menggunakan judul yang berbeda sebagai respons dari tuntutan agensi yang mempekerjakannya. Misalnya, secara tradisional, psikoterapi adalah istilah yang digunakan dalam setting medis seperti unit psikiatri, dan konseling adalah label yang digunakan dalam setting pendidikan seperti pusat bimbingan dan penyuluhan mahasiswa. Sebuah perbedaan signifikan antara konseling dan psikoterapi adalah sebagian besar konseling dilaksanakan oleh pekerja sukarela nonprofessional, sedangkan psikoterapi adalah sebuah profesi professional yang eksklusif. Walaupun demikian, baik konseling maupun psikoterapi dapat dipandang sebagai aktivitas yang berbeda dengan pemberian nasihat, perawatan, dan pengajaran.
 
  5.       Pendekatan Psikoterapi terhadap Mental Illness.

Dalam ilmu psikologi ada banyak sekali metode yang bisa digunakan dalam terapi. Semua metode itu merupakan hasil pemikiran dan penelitian dari para pakar psikologi dari berbagai penjuru dunia. Dari sekian banyak metode psikoterapi yang ada, bisa dikategorikan dalam lima pendekatan, yaitu:

a)      Psychoanalysis & Psychodynamic
Pendekatan ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar. Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud (1856-1939), seorang neurologist dari Austria. Teori dan praktek psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif.
Tujuan dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi).

b)      Behavior Therapy
Pendekatan terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical conditioning” atau “associative learning”.
Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa "ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan".
Tokoh lain dalam pendekatan Behavior Therapy adalah E.L. Thorndike yang mengemukakan konsep operant conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu karena berharap hadiah dan menghindari hukuman.

c)       Cognitive Therapy
Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck. Tujuan utama dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional.

d)      Humanistic Therapy
Pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri.

e)      Integrative/Holistic Therapy
Yang sering saya temui adalah seorang klien mengalami komplikasi gangguan psikologis yang mana tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi saja. Oleh karena itu, saya menggunakan beberapa metode psikoterapi dan beberapa pendekatan sekaligus untuk membantu klien saya. Hal ini disebut Integrative Therapy atau Holistic Therapy, yaitu suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.

  6.       Bentuk Utama Terapi.

a)     Terapi Psikoanalitik.
Menyajikan suatu dasar konseptual untuk memahami dinamika-dinamika tak sadar, pentingnya perkembangan dini berkenaan dengan kesulitan-kesulitan sekarang, kecemasan dan pertahanan-pertahanan ego sebagai cara mengatasi kecemasanm serta sifat transferensi dan transferensi balik.

b)     Teknik  Eksistensial-Humanistik.
Menyajikan suatu pendekatan bagi konseling dan terapi individual serta kelompok dan untuk menangani anak-anak dan para remaja. Terapi ini mengingatkan perlunya suatu pernyataan filosofis mengenai apa artinya menjadi pribadi.

c)     Terapi Client-Centered.
Terapi ini menjadikan klien mengambil sikap aktif dan memikul tanggung kawab untuk mengarahkan jalannya terapi.

d)     Terapi Gestalt.
Penekanannya pada melakukan dan mengalami alih-alih hanya membicarakan perasaan-perasaan.

e)      Analisis Transaksional.
Transaksi-transaksi berkenaan dengan fungsi perwakilan-perwakilan ego.

f)      Terapi Tingkah Laku.
Berlandaskan kesahihan eksperimental atas hasil-hasil.

g)     Terapi Rasional-Emotif.
Penekanannya pada keharusan praktek dan bertindak menuju perubahan tingkah laku masalah.

h)     Terapi Realitas.
Dirancang bagi penanganan para remaha di lembaga-lembaga rehabilitasi.







Sumber :
Gunarsa, S.D. (2004). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Mcleod, John. (2010). Pengantar Konseling : Teori dan Studi Kasus. Edisi Ketiga. Jakarta: Kencana.
Corey, Gerald. (2005). Teori dan Praktek KONSELING & PSIKOTERAPI. Bandung: Refika Aditama.
Maulany, R.F. (1994). Buku Saku Psikoterapi: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 


Tugas Softskill Univ.Gunadarma